MENJADI GURU IDOLA

Table of Contents

Guru adalah sumber ilmu bagi semua umat manusia, tanpa adanya guru, ilmu yang kita dapat hanya sia-sia belaka, karena tak ada petunjuk yang dapat mengarahkan mana yang benar dan mana yang salahah, dokter, menteri  bahkan  presiden dulunya belajar dan berguru.  Definisi guru menurut hemat saya adalah seseorang yang memberikan materi berupa ilmu dan pengetahuan dengan cara mengajarkannya, serta mendidik peserta didik agar menjadi orang yang berkarakter dan bermoral.
Paradigma murid terhadap guru berbeda-beda, namun sebagian besar menurut pengamatan saya guru itu adalah seseorang yang membosankan bagi murid, hal ini dikarenakan guru tersebut :
1.      Kurang Melakukan Variasi dalam Proses Belajar Mengajar
 Yang mana variasi tersebut menurut saya adalah sangat penting agar cara mengajarnya tidak terlihat monoton dan membosankan. Untuk membuat variasi tersebut, seorang guru haruslah terlebih dahulu menguasai konsep-konsep variasinya supaya tidak blank pada saat pelaksanaan, dan juga harus pandai berimprovisasi serta menghangatkan suasana, hal ini dapat menimbulkan semangat dari peserta didik untuk mengikuti. Untuk melaksanakan variasi belajar, hendaknya kita menyesuaikan dengan kondisi siswa  misalnya, sedang mengalami kejenuhan.

2.      Tidak Up to Date
Maksud tidak up to date disini baik secara penampilan mau pun penguasaan terhadap alat tekhnologi. Penampilan kita haruslah mengikuti model terbaru (tanpa meninggalkan kesan formal), minimal rapi agar kita terlihat menarik, dengan demikian ada kemungkinan peserta didik lebih memperhatikan apa yang kita ajarkan dan menyukainya. Kemudian tentang penguasaan terhadap alat tekhnologi, hal ini juga merupakan hal penting agar kita tidak ketinggalan informasi dan tekhnologi yang berkembang saat ini.

3.      Kurang Kreatif
Bagian ini berhubungan dengan variasi dalam mengajar, karena kreatifitas dapat menimbulkan inovasi mengajar, agar tidak terlihat membosankan.

4.      Tidak  Tegas
Tegas bukan berarti keras, ketegasan terhadap siswa dapat memecut mental siswa sehingga menjadi segan untuk bosan terhadap pelajaran yang kita ajarkan, untuk bagian yang satu ini kita harus mempertimbangkan karakter kita, apakah kita berbakat menjadi seseorang yang tegas?, saya rasa untuk menjadi seseorang yang berkarakter tegas, hendaknya kita bisa bereksplorasi dan menghancur karakter asli kita, dalam tanda kutip hanya pada saat perform mengajar saja.

5.      Kurang Melakukan Humor
Humor adalah obat yang paling mujarab untuk mengusir kebosanan, seorang yang humoris akan lebih disukai, performnya selalu ditunggu-tunggu pendengar. Tugas seorang guru adalah bagaimana kita bisa memasukkan materi atau bahan ajar kedalam humor tersebut, supaya murid selalu ingat materi yang kita ajarkan ketika dia mengingat humor yang kita berikan.

6.      Kurang Beradaptasi Dengan Siswa
Hal ini memang jarang saya lihat, guru yang bisa berbaur dengan siswa, seolah-olah ada hijab atau batasan diantara guru dan murid, apakah itu karena gengsi ataupun takut mendidik siswa menjadi seseorang yang tidak menghormati guru?, kalau jawabannya Ya, maka dari sekarang lepaskan paradigma seperti itu, seorang guru haruslah beradaptasi dan bergaul dengan siswa, mengapa?, karena hal tersebut dapat merekatkan hubungan antara guru dengan murid, sehingga siswa lebih memperhatikan materi yang kita ajarkan dan segan untuk tidak memperhatikan penjelasan kita. Adaptasi dengan siswa adalah cara ampuh untuk menundukkan murid yang bandel, coba kita lihat cara mengajar Ustadz Solmed (Ustadz Soleh Mahmud) pada film Pesantren dan Rock n’ Roll, proses belajar mengajar beliau saya akui memang top, karena pendekatan dan adaptasinya dengan santri-santri Pesantren Darussalam memang bagus, terlebih lagi ketika  beliau berhasil mendidik Wahyu Subuh, yang asalnya seorang yang bandel menjadi seorang yang agamis, juga karena proses adaptasi dengan santri.
Jadi, untuk menjadi seorang guru yang diidolakan murid tidaklah sulit, hanya cukup modal dengan mengamati psikologi, situasi, dan kondisi peserta didik. Tapi 8 keterampilan mengajar jangan diabaikan, terlebih penguasaan materi dan penguasaan kelas, karena hal pedagogik tersebut sangat penting untuk kita sebagai seorang pengajar dan pendidik, serta perhatikan kode etik seorang guru. Jadilah guru yang professional, karena pendidikan Indonesia ada ditangan kita, Semangat !. (Arly)

Post a Comment