Wacana Bulu Ketek

Table of Contents
Ngomongnya masih belepotan maaf... - Arlong, Belepoters




Wahh... seram juga menulis postingan ini ditemani filem horror Suzzana.

Selamat bertengah malam ria makhluk nocturrnal, setelah sebulan lebih menghilang dari dunia persilatan, kini saya kembali ke padepokan lagi, ciyattt !!!. 

Ada beberapa fenomena yang akhir-akhir ini menggelayut di otak penuh ngeres ini, salah satunya mengenai bulu ketek. Benar sekali bulu ketek, bulu ketek?, iya bulu ketek, (alhamdulillah bulu ketek mulai terekspos). Berikut ini adalah rumusan masalah kenapa topik bulu ketek awet bergelantungan di otak:

  1. Aneh ya, kok artis tahun 80-90an mayoritas bulu keteknya panjang-panjang?
  2. Ada gak ketek sejuta umat?
  3. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perkembangan bulu ketek dalam era postmoderenisme?
  4. Apa hubungan pernyataan Pareto tentang aristokrat dengan dunia perketekan nasional
Ini rumusan masalah atau sekedar kepo ya? hedeh...
Lupakanlah rumusan masalah di atas, karena itu sangat menyesatkan sodarah-sodarah !

Ketek adalah organ vital bagi seluruh umat manusia yang abnormal, betapa tidak sehari-hari tanpa disadari kita selalu berhubungan dengan ketek, coba bayangkan seandainya manusia tidak punya ketek, dengan organ apa mereka bisa bernafas sodara-sodaraku? emang bisa ya bernafas lewat hidung, enggak kan?. Maka dari pada itu rawatlah ketek kalian, hindari makan-makanan yang berlemak, karena itu mengandung kolestrol.

Itulah mengapa ketek adalah organ terpenting setelah titit, kalau orang mengungkapkan masalah keserasian dengan Romeo-Juliet, Mobil-Bensin, Batman-Robin (ini laki, kok bisa couple ya?), maka dengan ini saya proklamirkan ungkapan baru tentang persamaan "Bagai ketek dengan titit", sungguh indah bukan?. Mungkin suatu saat ada dokter kloning yang bisa bikin titit ber ketek atau ketek bertitit, supaya ada deodoran khusus titit serta mungkin kita bisa kencing lewat titit, ruarr biasa !!!.

Melihat perkembangan rambut palsu dan bulu mata palsu, saya jadi terinspirasi buka usaha bulu ketek palsu, mungkin ini bisa menjadi satu gebrakan baru dalam dunia perbuluan imitasi nasional. Semoga usaha ini berada di jalanMu, amin. Coba kita ingat-ingat filem tahun 80 dan 90an, bulu ketek jadi primadona bukan?, setelah itu pesonanya mulai meredup dan akhirnya tenggelam, melihat proses sosial tersebut saya teringat dengan teori siklus perubahan sosial yang menyatakan kejadulan saat ini akan menjadi trend dimasa mendatang, saya rasa mewacanakan bulu ketek sudah saatnya kita koar-koarkan. Hidup bulu ketek !.

Segala sesuatunya sudah saya rencanakan, termasuk mewacanakan perkembangan ketek dengan matang, dengan konsep yang tidak bisa dipikirkan. Tidak tanggung-tanggung, artis sekaliber Syahrini pun sudah saya rencanakan untuk menjadi brand ambasador produk bulu ketek saya, semoga perkembangannya bisa cetar membahana kayak bulu mata anti badai, bulu mata anti petir, dan bulu titit beranyam (eh!). 

Sebagai orang yang antisipatif, saya juga sudah siap dengan resiko kegagalan wacana bulu ketek, siapa tahu nantinya kalah bersaing dengan produk bulu dada buatan. Kalau mungkin eksistensi bulu ketek tidak bisa meramaikan dunia fashion Indonesia, mungkin bisa sekalian beralih ke dunia teknologi, misalnya pemanfaatan bulu ketek sebagai campuran bahan popok kompos atau juga pembuatan kabel listrik ramah lingkungan dengan memakai bulu ketek, bisa jadi!. Kemungkinan sekali kalau bulu ketek tersebut bisa dijadikan industri tali jemuran.

Sampai disini dulu wacana perbulu ketekan kita, lain kali saya mengetik pakai bulu ketek...
Keburu ritual memandikan bulu ketek nih.

Ketekmu...
Ketekku...
Berbulu...

Wassalam